Cara Budidaya Bunga Melati dan Manfaat Melati Terbaik
| Belajar Tani Sukses kali ini berbagi pengalaman tentang penanaman bunga yang
sangat digemari para kaum muda mudi sekarang yaitu Bunga Melati. Bunga yang
satu ini biasa digunakan sebagai lambang kesucian Hati dan Cinta, bunga melati
merupakan bunga yang wajib digunakan dalam adat pernikahan. Sebelum kawan
menekuni budidaya bunga melati alangkah baiknya kita pastikan dulu
pemasarannya. Kecuali kalau bunga melati tersebut hanya kita gunakan sebagai
hiasan rumah saja. Berikut ulasan Bunga Melati.
Budidaya Penanaman Bunga Melati dan Manfaat Melati
1. SEJARAH SINGKAT
Melati
merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun.
Di Italia melati casablanca (Jasmine officinalle), yang disebut Spansish
Jasmine ditanam tahun 1692 untuk di jadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris
dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de’
Meici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat
Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923. Di Indonesia nama
melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah
untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu Cina (Aceh), Menyuru
(Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan
Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).
2. JENIS TANAMAN
Diantara 200 jenis
melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis
melati yang umum dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati yang potensial untuk
dijadikan tanaman hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan
karena belum terungkap potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuk
suku melati-melatian atau famili Oleaceae. Kedudukan tanaman melati dalam
sistematika/taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
·
Kingdom :
Plantae
·
Divisi : Spermatophyta
·
Subdivisi :
Angiospermae
·
Kelas :
Dicotyledonae
·
Ordo : Oleales
·
Famili :
Oleaceae
·
Genus :
Jasminum
·
Spesies :
Jasminum sambac (L) W. Ait..
Jenis, Varietas dan Ciri-ciri penting (karakteristik)
tanaman melati adalah sebagai berikut:
1)
Jasmine sambac
Air (melati putih, puspa bangsa)
2)
Jasmine
multiflora Andr (melati hutan:melati gambir, poncosudo, Star Jasmine, J,.
pubescens willd).
3)
Jasmine
officinale (melati casablanca, Spanish Jasmine) sinonim dengan J.
floribundum=Jasmine grandiflorum). perdu setinggi 1, 5 meter.
4)
Jasmine rex
(melati Raja, King Jasmine).
5)
Jasmine parkeri
Dunn (melati pot).
6)
Jasmine mensyi
(Jasmine primulinum, melati pimrose).
7)
Jasmine
revolutum Sims (melati Italia)
8)
Jasmine
simplicifolium ( melati Australia, J. volibile, m. bintang)
9)
Melati hibrida.
Bunga pink dan harum.
Adapun jenis dan varietes Melati yang ada di Pulau Jawa antara lain:
1) Jasmine. Sambac
(melati Putih), antara lain varietas: Maid of Orleans, Grand Duke of Tuscany,
Menur dan Rose Pikeke
2)
Jasmine.
multiflorum (Star Jasmine)
3)
Jasmine
officinale (melati Gambir)
3. MANFAAT TANAMAN MELATI
Bunga melati bermanfaat sebagai bunga tabur, bahan
industri minyak wangi, kosmetika, parfum, farmasi, penghias rangkaian bunga dan
bahan campuran atau pengharum teh.
4. SYARAT PERTUMBUHAN
A.
Iklim
1)
Curah hujan
112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim dengan 2–3
bulan kering dan 5–6 bulan basah.
2)
Suhu udara
siang hari 28-36 derajat C dan suhu udara malam hari 24-30 derajat C,
3)
Kelembaban
udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %.
4)
Selain itu
pengembangan budi daya melati paling cocok di daerah yang cukup mendapat sinar
matahari.
B.
Media Tanam
1)
Tanaman melati
umumnya tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), latosol dan
andosol.
2)
Tanaman melati
membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, aerasi dan drainase baik,
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan memiliki.
3)
Derajat
keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH=5–7.
C.
Ketinggian
Tempat
Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan
baik di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl.
Meskipun demikian, tiap jenis melati mempunyai daya adaptasi tersendiri
terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih (J,sambac) ideal ditanam di dataran
rendah hingga ketinggian 600 m dpl, sedangkan melati Star Jasmine (J.multiflorum)
dapat beradaptasi dengan baik hingga ketinggian 1.600 m dpl. Di sentrum
produksi melati, seperti di Kabupaten Tegal, Purbalingga dan Pemalang (Jawa
Tengah), melati tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran menengah
(0-700 m dpl).
5. PEDOMAN BUDIDAYA
A. Pembibitan
1)
Teknik
Penyemaian Benih : Tancapkan tiap stek pada medium semai 10–15 cm/sepertiga
dari panjang stek. Tutup permukaan wadah persemaian dengan lembar plastik
bening (transparan) agar udara tetap lembab.
2)
Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
3)
Penyiapan
tempat semai:
·
Siapkan
tempat/wadah semai berupa pot berukuran besar/polybag, medium semai (campuran
tanah, pasir steril/bersih).
·
Periksa dasar
wadah semai dan berilah lubang kecil untuk pembuangan air yang berlebihan.
·
Isikan medium
semai ke dalam wadah hingga cukup penuh/setebal 20–30 cm. Siram medium semai
dengan air bersih hingga basah.
4)
Pemeliharaan
bibit stek:
·
Lakukan
penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
·
Usahakan bibit
stek mendapat sinar matahari pagi.
·
Pindahkan
tanaman bibit stek yang sudah berakar cukup kuat (umur 1–23 bulan) ke dalam
polybag berisi medium tumbuh campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
·
Pelihara bibit
melati secara intensif (penyiraman, pemupukan dan penyemprotan pestisida dosis
rendah) hingga bibit berumur 3 bulan.
5)
Pengolahan
Media Tanam
a.
Pembukaan Lahan
Ø Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar
(gulma), pepohonan yang tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
Ø Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam
30-40 cm hingga gembur, kemudian biarkan kering angin selama 15 hari
Ø Pembentukan Bedengan : Membentuk bedengan selebar
100-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara bedeng 40–60 cm dan panjang
disesuaikan dengan kondisi lahan.
Ø Pengapuran : Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki
melalui pengapuran, misalnya dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2},
kapur bakar (Quick lime, CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}.
Fungsi/kegunaan pengapuran tanah masam adalah untuk menaikan pH tanah, serta
untuk menambah unsur-unsur Ca dan Mg.
Ø Pemupukan : Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan
tanah, kemudian campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk
kandang dimasukkan pada tiap lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang
berkisar antara 10-30 ton/hektar. Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm
dengan jarak antar lubang 100-150 cm. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada
musim kemarau/1-2 bulan sebelum musim hujan.
6)
Teknik
Penanaman
a.
Penentuan Pola
Tanam : Sebulan sebelum tanam, bibit melati diadaptasikan dulu disekitar kebun.
Lahan kebun yang siap ditanami diberi pupuk dasar terdiri atas 3 gram TSP
ditambah 2 gram KCI per tanaman. Bila tiap hektar lahan terdapat sekitar 60.000
lubang tanam (jarak tanam 1,0 m x 1,5 m), kebutuhan pupuk dasar terdiri atas
180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama pemberian pupuk dasar dapat ditambahkan
“pembenah dan pemantap tanah “ misalnya Agrovit, stratos/asam humus Gro-Mate
b.
Pembuatan
Lubang Tanam : Bibit melati dalam polybag disiram medium tumbuh dan
akar-akarnya. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit melati. Tanah dekat pangkal
batang bibit melati dipadatkan pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung
dengan air tanah.
c.
Cara Penanaman
: Jarak tanam dapat bervariasi, tergantung pada bentuk kultur budidaya,
kesuburan tanah dan jenis melati yang ditanam, bentuk kultur perkebunan jarak
tanam umumnya adalah 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya adalah 40 x 40 cm, 40 x
25 cm dan 100 x 40 cm.
7)
Pemeliharaan
Tanaman
a.
Penjarangan dan
Penyulaman. : Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang
mati/tumbuhan abnormal dengan bibit yang baru. Teknik penyulaman prinsipnya
sama dengan tata laksana penanaman, hanya saja dilakukan pada
lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Periode penyulaman sebaiknya
tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Penyulaman seawal mungkin bertujuan
agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam berikutnya dan pertumbuhan tanam
menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari, saat
sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.
b.
Penyiangan :
Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi rumput-rumput
liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati dalam pemenuhan
kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
c.
Pemupukan :
Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis
pupuk yang digunakan terdiri atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI
100-300 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata
dalam parit di antara barisan tanaman / sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15
cm, kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara memasukan
pupuk ke dalam lubang tugal di sekeliling tajuk tanaman melati. Waktu pemupukan
adalah sebelum melakukan pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga dan
pada saat pertumbuhan kurang prima. Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi
melati, terutama jenis pupuk yang kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B
(6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan
pada pagi hari (Pukul 09.00) atau sore hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika
matahari tidak terik menyengat.
d.
Pengairan dan
Penyiraman : Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan
ketersediaan air yang memadai. Pengairan perlu secara kontinyu tiap hari sampai
tanaman berumur kurang lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni
pada pagi dan sore hari. Cara pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap
tanam hingga tanah di sekitar perakaran cukup basah.
e.
Waktu
Penyemprotan Pestisida : Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT) dapat
digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi bunga, zat perangsang
bunga yang berpengaruh baik terhadap pembungaan melati adalah Cycocel
(Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman melati yang di semprot dengan Cycocel
berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil bunga yang paling tinggi, yakni 1,45
kg/ tanaman. Cara pemberiannya: zat perangsang bunga disemprotkan pada seluruh
bagian tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas pembungaan. Konsentrasi
yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk Cycocel atau 500-1.500 ppm bila
digunakan Ethrel.
f.
Lain-lain :
Tanaman melati umumnya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa jenis melati,
seperti varietas Grand Duke of tuscany yang tipe pertumbuhannya tegak. Tinggi
pemangkasan amat tergantung pada jenis melati, jenis melati putih (J.sambac)
dapat di pangkas pada ketinggian 75 cm dari permukaan tanah, sedangkan jenis
melati Spnish Jasmine (J. officinale var. grandiflorum) setinggi 90 cm dari
permukaan tanah.
6. HAMA DAN PENYAKIT
Tanaman melati
tidak luput dari gangguan hama dan penyakit, prinsip pokok dan prioritas
teknologi pengendalian hama/penyakit .
1)
Pengendalian
hayati dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan musuh-musuh alami hama
(parasitoid, perdator, patogen) dengan cara :
Ø memasukan, memelihara, memperbanyak, melepaskan musuh
alami
Ø mengurangi penggunaan pestisida organik sintetik yang
berspektrum lebar/menggunakan pestisida selektif.
2) Ekosistem pertanian dikelola dengan cara:
Ø penggunaan bibit sehat
Ø sanitasi kebun
Ø pemupukan berimbang
Ø pergiliran tanaman yang baik
Ø penggunaan tanaman perangkap,
3) Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil
pemantauan dan analisis ekosistem.
4) Hama
1)
Ulat palpita
(Palpita unionalis Hubn) :
Ø Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili
Pyralidae, Stadium hama yang merusak tanaman melati adalah larva (ulat).
Ø Pengendalian: dilakukan dengan cara memotong bagian
tanaman yang terserang berat dan menyemprotkan insektisida yang mangkus dan
sangkil, misalnya Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 E/Curacron 500 EC .
2)
Penggerek bunga
(Hendecasis duplifascials) :
Ø Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili
Pyralidae.
Ø Gejala: menyerang tanaman melati dengan cara
menggerek/melubangi bunga sehingga gagal mekar. Kuntum bunga yang terserang
menjadi rusak dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh cendawan hingga
menyebabkan bunga busuk.
Ø Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang
mangkus, misalnya Decis 2,5 EC, Cascade 50 EC/Lannate L .
3)
Thips (Thrips
sp) :
Ø Thrips termasuk ordo Thysanoptera dan famili
Thripidae. Hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
Ø Gejala: menyerang dengan cara mengisap cairan permukaan
daun, terutama daun-daun muda (pucuk).
Ø Pengendalian: dilakukan dengan cara mengurangi ragam
jenis tanaman inang di sekitar kebun melati dan menyemprotkan insektisida yang
mangkus : Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC/Dicarzol 25 SP .
4)
Sisik
peudococcus (Psuedococcus longispinus) :
Ø Hama ini termasuk ordo Pseudococcidae dan famili
Homoptera yang hidup secara berkelompok pada tangkai tunas dan permukaan daun
bagian bawah hingga menyerupai sisik berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan.
Ø Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan
sel tanaman dan mengeluarkan cairan madu.
Ø Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan
insektisida yang mangkus, misalnya Bassa 500 EC/Nogos 50 EC.
5)
Ulat nausinoe
(Nausinoe geometralis) :
a.
Hama ini
termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae.
b.
Ciri: ngengat
berwarna coklat dengan panjang badan rata-rata 12 mm dan panjang rentang sayap
kurang lebih 24 mm berwarna coklat dan berbintik-bintik transparan.
c.
Gejala:
menyerang daun tanaman melati identik (sama) dengan serangan ulat P. unionalis.
6)
Hama Lain. :
a.
Hama lain yang
sering ditemukan adalah kutu putih (Dialeurodes citri) dan kutu tempurung
(scale insects). Bergerombol menempel pada cabang, ranting dan pucuk tanaman
melati, menyerang dengan cara mengisap cairan sel, sehingga proses fotosintesis
(metabolisme).
b.
Pengendalian
dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang mangkus, seperti Perfekthion
400 EC/Decis 2,5 EC.
5) Penyakit
1)
Hawar daun :
Ø Penyebab: cendawan (jamur) Rhizcotonia solani Kuhn.
Ø Gejala: menyerang daun yang letaknya dekat permukaan
tanah.
2)
Hawar benang
(Thread Blight) :
Ø Penyebab: jamur Marasmiellus scandens (Mass).
Ø Gejala: menyerang bagian cabang tanaman melati.
3) Hawar bunga (Flower Blight) :
Ø Penyebab: cendawan (jamur) Curvularia sp. Fusarium sp
dan Phoma sp,.
Ø Gejala: bunga busuk, berwarna coklat muda dan
kadang-kadang bunga berguguran.
4) Jamur upas :
Ø Penyebab: jamur Capnodium salmonicolor. Penyakit ini
menyerang batang dan cabang tanaman melati yang berkayu.
Ø Gejala: terjadi pembusukan yang tertutup oleh lapisan
jamur berwarna merah jambu pada bagian tanaman terinfeksi apnodium sp. dan
Meliola jasmini Hansf. et Stev. Gejala serangan capnodium adalah permukaan atas
daun tertutup oleh kapang jelaga berwarna hitam merata.
5) Bercak daun :
Ø Penyebab: jamur Pestaloita sp.
Ø Gejala: bercak-bercak berwarna coklat sampai
kehitam-hitaman pada daun.
6) Karat daun (Rust) :
Ø Penyebab: ganggang hijau parasit (Cephaleuros
virescens Kunze).
Ø Gejala: pada permukaan daun yang terserang tampak
bercak-bercak kemerah-merahaan dan berbulu. Penyakit ini umumnya menyerang
daun-daun yang tua.
7) Antraknosa :
Ø Penyebab: jamur Colletotrichum gloesporoides.
Ø Gejala : terbentuk bintik-bintik kecil berwarna
kehitam-hitaman. Bintik-bintik tersebut membesar dan memanjang berwarna merah
jambu, terutama pada bagian daun. Serangan berat dapat menyebabkan mati ujung
(die back).
8) Penyakit lain :
Ø Busuk bunga oleh bakteri Erwinia tumafucuens. Bintil
akar oleh nematoda Meloidogyne incognito, penyebab abnormilitas perakaran
tanaman. Virus kerdil penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman melati,
belang-belang daun dan kadang-kadang seluruh ranting dan pucuk menjadi kaku.
7. PANEN
A.
Ciri dan Umur
Panen
Ciri-ciri bunga
melati yang sudah saatnya dipanen adalah ukuran kuntum bunga sudah besar
(maksimal) dan masih kuncup / setengah mekar. Produksi bunga melati di
Indoensia masih rendah yakni berkisar antara 20-25 kg/hektar/hari. Tanaman
melati mulai berbunga pada umur 7-12 bulan setelah tanam. Panen bunga melati
dapat dilakukan sepanjang tahun secara berkali-kali sampai umur tanaman antara
5-10 tahun. Setiap tahun berbunga tanaman melati umumnya berlangsung selama 12
minggu (3 bulan).
B.
Cara Panen
Pemetikan bunga
melati sebaiknya dilakukan pada pagi sore, yakni saat sinar matahari tidak
terlalu terik/suhu udara tidak terlalu panas.
C.
Periode Panen
Hasil panen
bunga melati terbanyak berkisar antara 1-2 minggu. Selanjutnya, produksi bunga
akan menurun dan 2 bulan kemudian meningkat lagi
D.
Prakiraan
Produksi
Produksi bunga
melati paling tinggi biasanya pada musim hujan, di Jawa Tengah, panen bunga
melati pada musim kemarau menghasilkan 5–10 kg/hektar, sedangkan panen pada
musim hujan mencapai 300-1.000kg/ha. Data produksi bunga melati di Indonesia
berkisar 1,5–2 ton/ha/th pada musim hujan dan 0,7-1 ton/ha/th pada musim
kemarau.
8. PASCAPANEN
A.
Pengumpulan
Di tempat
terbuka bunga melati akan cepat layu untuk mempertahankan/memperpanjang
kesegaran bunga tersebut dihamparkan dalam tampah beralas lembar plastik
kemudian disimpan di ruangan bersuhu udara dingin antara 0-5 derajat C.
B.
Lain-lain
Salah satu produk pengolahan pascapanen bunga melati adalah Jasmine Oil.
Salah satu produk pengolahan pascapanen bunga melati adalah Jasmine Oil.
1.
Minyak melati
istimewa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati dengan pelarut ether
minyak bumi, sebagai bahan baku minyak wangi mutu tinggi.
2.
Minyak melati
biasa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati dengan pelarut benzole,
sebagai bahan baku minyak wangi mutu sedang.
3.
Minyak pomade
istimewa, yakni minyak yang diperoleh dengan teknik enfleurage bunga melati,
sebagai bahan baku minyak rambut.
4.
Minyak pomade
biasa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati bekas enfleurage,
sebagai pewangi teknis.
Teknik enfleurage disebut teknik olesan. Prinsip kerja
ekstraksi bunga melati dengan teknik olesan adalah sebagai berikut:
1.
Oleskan lemak
muri pada permukaan kaca tipis.
2.
Letakan bunga
melati yang masih segar (baru petik) diatas permukaan kaca .
3.
Simpan kaca
tipis bersama bunga melati dalam rak-rak penyimpanan yang terbuat dari plastik,
kayu/logam tahan karat.
4.
Biarkan bunga
melati selama 3-4 hari sampai bunga tersebut layu.
5.
Bunga melati
yang telah layu segera dibuang untuk diganti dengan bunga-bunga baru/masih
segar.
6.
Lakukan cara
tadi secara berulang-ulang selama 2-3 bulan hingga lemak dipenuhi minyak wangi
bunga melati.
Teknik ekstraksi minyak melati dapat dilakukan dengan
teknik tabung hampa.
1.
Masukan bunga
melati segar ke dalam tabung, kemudian alirkan bahan pelarut (alkohol, ether,
chlorofrom, ecetone, lemak murni, ether minyak bumi) secara berkesinambungan.
2.
Salurkan cairan
ekstrak yang mengandung bahan pelarut dan unsur-unsur bunga melati ke tabung
hampa udara yang dipanaskan sekedarnya untuk menguapkan bahan pelarut. Uap
pelarut diallirkan kembali ke kondensor agar menjadi cairan.
3.
Tambahkan
ethanol ke dalam unsur bunga melati. Unsur bunga melati biasanya berupa lilin
padat (concrete) yang masih mengandung zat pewarna, damar dan unsur lain yang
tidak menguap.
4.
Campurkan
minyak tadi dengan alkohol kemudian saring kembali untuk menghilangkan
kandungan damar.
5.
Lakukan
penyulingan absolut dengan menggunakan sthlene glycol penyinaran dengan sinar
ultra violet untuk menghilangkan zat pewarna.
8. STANDAR PRODUKSI
A.
Ruang Lingkup
Standar melati
meliputi ruang lingkup, deskripsi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan
contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.
B.
Diskripsi
C.
Klasifikasi dan
Standar Mutu
Mutu dan
pengepakan bunga untuk ekspor ke pasaran Internasional sangat ditentukan oleh
negara pengimpor.
D.
Pengambilan
Contoh
Satu partai/lot
bunga melati segar terdiri atas maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara
acak dari jumlah kemasan.
1.
Jumlah kemasan
dalam partai 1 – 5, contoh yang diambil semua.
2.
Jumlah kemasan
dalam partai 6 – 100, contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5.
3.
Jumlah kemasan
dalam partai 101 – 300, contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7.
4.
Jumlah kemasan
dalam partai 301 – 500, contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9.
5.
Jumlah kemasan
dalam partai 501 – 1000, contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10.
E.
Pengemasan
Bunga melati
segar dikemas dengan kotak karton yang baru dan kokoh, baik, bersih dan kering
serta berventilasi. Jumlah tangkai sebanyak 15-20 tangkai diikat dan dibungkus.
Kemudian dimasukkan ke dalam kemasan karton. Kemasan lain dengan bobot dan
jumlah tangkai tertentu dapat digunakan atasdasar kesepakatan antara pihak
penjual dan pihak pembeli. Ujung tangkai bunga dimasukkan ke dalam kantong
plastik berisi kapas basah mengandung bahan pengawet.
9. DAFTAR PUSTAKA
Rukmana H.
Rahmat (1997). Usaha Tani Melati, Yogyakarta, Kanisus
Sumber : Sistim
Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
Demikianlah sajian tentang Cara Budidaya Bunga Melati
dan Manfaat Bunga Melati yang baik, dapat dijadikan referensi untuk menanam
dirumah atau pekarangan kosong. Jangan lupa share penanaman lainnya di sini.
Baca Juga : Makalah Jaminan dan Asuransi Pembiayaan
0 Response to "Cara Budidaya Bunga Melati dan Manfaat Melati Terbaik"
Post a Comment