saya syaiful rohman akan mempostingkan lagi tentang makalah ekonomi makro yang berjudul Keseimbangan Pasar Dalam Ekonomi Makro, dan semoga saja makalah ini dapat bermanfaat buat para pembaca.. amin
MAKALAH
Keseimbangan Pasar Dalam Ekonomi Makro
Diajukan Sebagai Salah SatuSyaratTugas Kelompok
DalamMata Kuliah Ekonomi Makro
Semester 4
Dosen Pembimbing :Wiwik Damayanti
Disusun Oleh :
M.Arwani (Npm: 13130022)
Fajar Ariyanto (Npm: 13132052)
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM MA`ARIF NU (IAIM NU)
METRO – LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum . wr . wb…..
Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah untuk berfikir sehingga dapat melaksanakan tugas untuk pembuatan makalah dalam upaya untuk memenuhi syarat dalam mata kuliaEkonomi Makroyang kami beri judul Keseimbangan Pasar Dalam Ekonomi Makro.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah yang kami sajikan ini, tentunya tidak luput dari adanya berbagai kekurangan dan kelemahan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati dan keterbatasan, kami mohon maaf kepada pembaca. Dan kepada semua pihak kami mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya penyusunan makalah ini pada kesempatan selanjutnya. Dan kami ucapkan terimakasih terkhusus kepada Ibu Wiwik DamayantiSelaku Dosen mata kuliah Ekonomi Makroyang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Demikian kiranya dan sebagai harapan kami, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi yang membutuhkan, semoga bisa diterima sebagai berkas ataupun penalaran yang mendasar. Akhir kata....
Wassalamu’alaikum .wr .wb…..
Metro, juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A. Keseimbangan Pasar Ekonomi Mikro: Individu ..................................................... 2
B. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro: Industri ..................................................... 2
C. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro:Agregat....................................................... 2
D. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro: Adanya Uang Dalam Perekonomian......... 4
E. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro: Masuknya Peran Pemerintah..................... 9
F. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro Pada Macam-Macam Aggregate Supply (Materi Intermediate) 10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada materi ekonomi mikro pernah dibahas mengenai kurva diturunkan dari kurva utilitas, dan bagaimana kurva penawaran diturunkan dari kurva produksi. Interaksi antara kurva permitaan (D) dan penawaran (S) menghasilkan titik keseimbangan pada saat perpotongan kedua kurva, yaitu titik (p*,q*).
Teori diataslah yang akan dibahas dalam ekonomi makro. Dalam konteks ekonomi makro, keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan pasar yang terjadi ketika Aggregate Demand (AD) bertemu dengan Aggregate Supply (AS). Dimulai dengan keseimbangan pada pasar yang sederhana sampai pada bentuk yang kompleks.
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Keseimbangan Pasar Ekonomi Mikro: Individu.
2. Untuk Mengetahui Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro: Industri.
3. Untuk Mengetahui Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro: Agregat.
4. Untuk Mengetahui Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro :Adanya Uang Dalam Perekonomian.
5. Untuk Mengetahui Keseimbangan Pasar Ekonomi Mikro: Masuknya Peran Pemerintah.
6. Untuk Mengetahui Keseimbangan Pasar Ekonomi Mikro pada Macam-macam Aggregate Supply (Materi Intermediate).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keseimbangan Pasar Ekonomi Mikro: Individu
Dalam bentuk yang paling sederhana, keseimbangan pasar digambarkan dengan kurva demand dari satu individu yang berpotongan dengan kurva supply dari individu lain. Bentuk kurva demand yang negatif (dari kiri atas ke kanan bawah) dan bentuk kurva supplyyang positif (dari kanan atas ke kiri bawah).[1]
B. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro: Industri
Keseimbangan ini sama saja dengan keseimbangan pada ekonomi makro, yaitu dengan menjumlahkan kurva demand individu secara horizontal yang akan menjadi permintaan industri dan menjumlahkan kurva-kurva supply yang akan menjadi penawaran industri. Dan adanya pasar sebagai pembeli besar tidak merubah bentuk kurva demand ataupun supply.
Adanya pemerintah sebagai pembeli besar dan sebagai penjual besar tidak mengubah pembentukan kurva demand dan supply. Sebagai pembeli besar kurva demand pemerintah berada jauh ke kanan yaitu Dg dengan kuantitas Qd (g), dan sebagai penjual besar kurva supply pemerintah berada jauh kekanan, yaitu Sg dengan kuantitas Qs (g).[2]
C. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro:Agregat
Bila seluruh individu dikumlahkan secara horizontal menjadi industri sehingga didapat kuantitas barang A yang ditawarkan dalam suatu perekonomian (∑Qs), dan jumlah kuantitas barang A yang diminta dalamsuatu perekonomian (∑Qd), maka didapatkan kurva demand agregat industri A dan kurva supply agreagat dari industri A.
Selanjutnya, bila kuantitas barang dan jasa masing-masing industri di konversikan dalam satuan yang sama, katakan saja output nasional Y, maka didapatkan Aggregate Demand (AD) dan Aggregate Supply (AS) nasional. Secara garis sumbu vertical menggambarkan harga-harga umum P, sedangkan sumbu horizontal menggambarkan output nasional Y.
Harga-harga umum dalam grafik 3.4 adalah harga rata-rata tertimbang yang dihitung sebagai berikut:
Harga Keseimbangan Industri (p*i) | Kuantitas Keseimbangan Industri(q*i)dalam satuan rupiah | P*ix q*i | Harga rata-rata tertimbang (p*)=∑(pxq) /∑q | Keseimbangan umum |
P*A = 10 | Q*A = 500 | 5.000 | ||
P*B = 15 | Q*B = 1.000 | 15.000 | ||
P*c = 20 | Q*C = 1.500 | 30.000 | ||
∑q = 3.000 | ∑ (pxq) =50.000 | 50.000/3.000 =16,7 | P* = 16,7 Q* = 3.000 |
Patut diingat bahwa sampai saat ini, kita masih mengasumsikan bahwa belum ada uang dalam perekonomian. Harga-harga dalam satuan rupiah sebagaimana tertera dalam tabel diatas hanyalah satuan ukuran (unit of measurement) yang menggambarkan relative pricebahwa harga barang B satu setengah kali barang A, harga barang C dua kali lipat harga barang A, dan seterusnya. Untuk lebih meyakinkan bahwa tidak ada uang dalam perekonomian, kita dapat saja mengganti satuan rupiah menjadi satuan ukur lain, misalnya p.A= senilai 10 karung beras, p.B = senilai 15 karung beras, p.C = senilai 20 karung beras, dalam satuan ukur ini, maka harga keseimbangan umum p*= senilai 16,7 karung beras.[3]
D. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro: Adanya Uang Dalam Perekonomian
Masuknya uang dalam perekonomian mengakibatkan pembentukan keseimbangan umum bertambah kompleks, meskipun pada akhirnya keseimbangan umum tetap terjadi pada saat AD=AS.
1. Keseimbangan Pasar Uang: Kurva LM
a. Kurva Yang Menunjukan L=M
Keseimbangan pasar uang digambarkan oleh Kurva LM. Sesuai namanya, kurva L=M menunjukkan L=M, dimana:
L adalah jumlah liquiditas (uang) dalam perekonomian yang diedarkan oleh bank sentral.
M adalah jumlah uang (money) yang ingin dipegang oleh masyarakat.
Dalam istilah lain juga ditemukan Ms=Md, dimana:
Ms adalah Money Supply (penawaran uang oleh bank sentral)
Md adalah Money Demand (permintaan uang oleh masyarakat).[4]
Permintaan uang berdasarkan motifnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Permintaan uang untuk melaksanakan transaksi, disebut Md (tr)
2. Permintaan uang untuk spekulasi, disebut Md (sp)
3. Permintaan uang untuk berjaga-jaga (precautionary), disebut Md (pr).
Sehingga dapat dirumuskan:
Md = Md (tr) + Md (sp) + Md (pr) |
Untuk kemudahan bagi pemula, permintaan uang untuk berjaga-jaga sementara kita abaikan dulu, sehingga rumusnya:
Md = Md (tr) + Md (sp) |
Oleh karena itu Ms = Ms, maka dapat ditulis pula:
Ms = Md = Md (tr) + Md (sp) |
Patut diingat bahwa jumblah uang Ms maupun Md belum menggambarkan daya beli uang tersebut karena belum diketahui harga-harga umum yang berlaku. Seorang dengan gaji Rp 10 juta sebulan belum dapat serta dikatakan tinggi atau rendah gajinya. Bila ia tinggal didesa dengan gaji Rp 10 juta dan biaya hidup sebelum didesa X adalah Rp 1 juta, maka gajinya tergolong tinggi. Namun bila ia hidup dikota Y dengan gaji Rp 10 juta dan biaya hidup sebelum dikota itu adalah Rp 8 juta, maka gajinya tergolong kecil. Oleh karena itu untuk menggambarkan daya beli uang maka nilai nominal Ms dan Md harus dibagi dengan harga sehingga menunjukkan real money supply (Ms/P) dan real money demand (Md/P).[5]
Ms/P = Md/P = [Md (tr) / P] + [Md (sp) / P] |
Keseimbangan Ms = Md ini digambarkan oleh kurva dengan sudut sama kaki 45o. Katakanlah Ms/P = Rp 100. Bila seluruhnya digunakan untuk transaksi , maka didapat titik pada sumbu vertikal, dimana Md (tr) = Rp 100, dan Md (sp) = Rp 0.
Ms/P = Md (tr) / P + Md (sp) / P
100 = 100 + 0
Bila seluruhnya digunakan untuk spekulasi maka didapat titik pada sumbu horizontal, dimana Md (tr) = Rp 0, dan Md (sp) = Rp 100.
Ms/P = Md (tr) / P + Md (sp) / P
100 = 0 + 100
b. Kurva Yang Menunjukanhubungan Uang Dan Pendapatan
Semakin kaya orang, maka semakin besar pula keinginannya memegang uang untuk melakukan transaksi. Sebaliknya, semakin miskin orang, semakin kecil jumlah uang yang ingin di pegangnya. Hubungan yang positif ini dikenal sebagai teori Cambridge akan permintaan uang.
Md (tr) = k Y |
Money demand merupakan porsi tertentu dari kekayaan. Bila Y besar maka Md (tr) besar, bila Y kecil maka Md (tr) kecil.
Y Md (tr) / P |
Porsi itu sendiri di simbolkan dengan K yang relative dari waktu kewaktu. Perubhan teknologi dapat mengubah K, misalnya dengan adanya ATM. Maka jumlah uang yang di pegang dalam saku berkurang di bandingkan bila tidak ada ATM, karena bila memerlukan uang ia dapat menarik dari ATM. Bila kemudian kartu debit telah diterima luas, maka jumlah uang yang dipegang dalam saku semakin berkurang karena transaksi dapat dilakukan tanpa fisik uang.
c. Kurva Yang Menunjukan Hubungan Uang Dan Tingkat Bunga
Semakin tinggi bunga, semakin orang tertarik menyimpan uangnya dalam deposito di bank konvensional. Dalam konteks lain, semakin tinggi bunga obligasi semakin orang tertarik membeli obligasi, konvensional. Bila orang meningkatkan simpanan uangnya dalam bentuk deposito di bank konvensional atau membeli obligasi konvensional maka semakin sedikit uang yang tersedia baginya untuk melakukan spekulasi berjual-beli saham di pasar saham.
d. Pembentukan Kurva LM
Kurva LM dibentuk dengan menggabungkan ketiga kurva diatas.
Secara grafis, penggabungan ini digambarkan dengan empat kuadran, dimana:
Kuadran 1 adalah kurva Md (sp) / P dengan i
Kuadran 2 adalah kurva L = M
Kuadran 3 adalah kurva Md (tr) / P dengan P
Kuadran 4 adalah kurva LM yang merupakan hasil dari penggabungan kuadran 1,2 dan 3.
2. Keseimbangan Pasar Barang: Kurva IS
a. Kurva Yang Menunjukan I=S
Keseimbangan pasar barang digambarkan oleh kurva IS. Sesuai dengan namanya. Kurva IS menunjukan I = S, di mana:
I adala Investasi
S adalah Saving(tabungan)
Dalam buku ekonomi mikro dibahas bahwa pendapatan yang diterima dapat digunakan sebagian untuk konsumsi dan sebagian lain untuk disimpan.Y = C+S, dimana:
Y adalah pendapatan
C adalah konsumsi
S adalah simpanan
Bila diasumsikan seluruh simpanan tersebut digunakan untuk investasi, maka: S = I dan Y = C + I
Keseimbangan S = I ini digambarkan oleh kurva ber-slope positif dengan sudut kemiringan 45o. Bila S = 10, maka I = 10, bila S = 50 maka I = 50.
b. Kurva Yang Menunjukan Hubungan Investasi Dengan Tingkat Bunga
Hubungan antara investasi (I) dengan tingkat bunga (i), dilatar belakangi oleh praktik yang lazim dilakukan yaitu meminjam kredit dari bank konvensional untuk melakukan investasi. Semakin tinggi bunga semakin sedikit jumlah kredit yang mau dipinjam oleh masyarakat dari bank konvensional, berarti semakin sedikit investasi yang terjadi.
c. Kurva Yang Menunjukan Hubungan Tabungan Dengan Pendapatan
Hubungan antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y) dilatarbelakangi oleh kecenderungan orang untuk menggunakan sebagian pendapatannya untuk ditabung dan sebagian lain untuk keperluan konsumsi. Kecendrungan untuk menabung sebagian pendapatannya disebut marginal propensity to save (mps), dan kecendrungan menggunakan untuk keperluan konsumsi disebut marginal propensity to consume (mpc).
Y = S
Y = (mpc x Y) + (mps x Y)
Dalam notasi lain ditulis:
Y = cY + sY, dimana: C = cY dan S = sY
Semakin kaya orang, semakin banyak tabungannya. Semakin miskin orang semakin kecil tabungannya. MPC dan MPS sendiri relative stabil dari waktu ke waktu karena merupakan kebiasaan orang atau pola perilaku orang dalam menggunakan pendapatannya.
d. Pembentukan Kurva IS
Kurva IS dibentuk dengan menggabungkan ketiga kurva diatas. Secara grafis, penggabungan ini digambarkan dengan empat kuadran:
Kuadran 1 adalah kurva I dengan i
Kuadran 2 adalah kurva I = S
Kuadran 3 adalah kurva S dengan Y
Kuadran 4 adalah kurva LM yang merupakan hasil dari penggabungan kuadran 1,2, dan
3. Keseimbangan Pasar Barang Dan Pasar Uang
Bila kita gabungkan kedua kuadran 4, dapatlah kurva IS-LM . perpotongan kurva dengan kuva LM merupakan titik keseimbangan umum. Sesuai namanya, keseimbangan umum IS-LM menggambarkan bertemunya keseimbangan pasar uang (LM) dengan keseimbangan pasar barang (IS).
4. Hubungan Kurva IS-LM Dengan Kurva AS-AD
Kurva IS-LM menggambarkan keseimbangan pasar barang dan keseimbangan pasar uang. Dengan sumbu horizontal Y (pendapatan nasional) dan sumbu vertical (tingakat bunga). Sedangkan kurva AS-AD menggambarkan keseimbangan pasar agregat dalam perekonomian, dengan sumbu horizontal Y (pendapatan nasional) dan sumbu vertical P (harga-harga umum).
E. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro: Masuknya Peran Pemerintah
Dengan wewenangnya pemerintah dapat menarik pajak dan menjadikanya sebagai tabungan pemerintah. Selain itu, Dengan tabunganya yang besar pemerintah mempunyai kemampuan yang besar sebagai pembeli.
Katakanlah pemerintah menaikan tabungannya (Sg), dan pada saat yang sama, menaikan belanjanya yang masuk ke dalam perekonomian.
Y = C + S
Y = (Cg+Ch) + (Sg + Sh), dimana:
Y adalah pendapatan nasional
Cg adalah konsumsi pemerintah
Ch adalah konsumsi rumah tangga
Sg adalah tabungan pemerintah
Sh adalah tabungan rumah tangga
Kenaikan ini digambarkan dengan bergesernya kurva S dikuadran 3 kearah kiri bawah. Dengan mempertahankan asumsi S = 1 maka kurva ISkuadran 4 bergeser ke kanan atas. Kurva 1 pada kuadran 1 tidak berubahkarena masuknya belanja pemerintah ke perekonomian tidak melalui mekanisme 1 yang lazim. Ingat bahwa yang melatar belakangi kurva I dikuadran 1 adalah melakukan investasi dengan meminjam kredit dari bank konvensional, sehingga tingkat investasi ditentukan oleh tingkat suku bunga kredit. Dengan mempertahankan asumsi I = S pada kuadran 2, sebenarnya kita mengasumsikan masuknya belanja pemerintah ke perekonomian juga melalui mekanisme I. Hanya saja, ia tidak ditentukan oleh tingkat bunga.[6]
F. Keseimbangan Pasar Ekonomi Makro Pada Macam-Macam Aggregate Supply (Materi Intermediate)
1. Kurva AS Ber-Slope Positif: Tanpa Rigiditas Dan Rigiditas Gaji
Sampai saat ini kita belum banyak membicarakan kurva AS. Cara paling sederhana adalah dengan mengasumsikan kurva AS mempunyai slope positif seperti lazimnya kurva S dalam ilmu ekonomi mikro.
2. Kurva AS Ber-Slope Horizontal: Rigiditas Harga
Alternatif lain dari asumsi keynes adalah dengan mengasumsikan rigiditas terjadi pada harga, bukan pada gaji. Secara lengkap, asumsi alternatif ini adalah
a. Harga-harga tidak fleksibel (sticky prices)
b. Pasar tenaga kerja kompetitif, dan gaji-gaji fleksibel. Dengan kata lain, tidak ada rigiditas gaji.
3. Kurva AS Ber-Slope Vertikal: Rigiditas Output
Adalah dengan mengasumsi rigiditas terjadi pada output, bukan pada gaji atau pada harga. Kurva AS mempunyai slope yang vertikal pada saat seluruh kapasitas produksi perekonomian telah terpakai.
4. Keseimbangan AS-AD
Dampak dari kenaikan AD berbeda-beda pada jenis AS yang berbeda. Dengan AS yang mempunyai slope horizontal (gambar 33.3 i), maka pergeseran AD hanya terdampak pada Y. Bila AD naik (bergeser kekanan) maka pendapatan nasional naik, sebaliknya bila AD turun (bergeser kekiri) maka pendapatan nasional turun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bentuk yang paling sederhana, keseimbangan pasar digambarkan dengan kurva demand dari satu individu yang berpotongan dengan kurva supply dari individu lain.
Keseimbangan ini sama saja dengan keseimbangan pada ekonomi makro, yaitu dengan menjumlahkan kurva demand individu secara horizontal yang akan menjadi permintaan industri dan menjumlahkan kurva-kurva supply yang akan menjadi penawaran industri
Bila seluruh individu dikumlahkan secara horizontal menjadi industri sehingga didapat kuantitas barang A yang ditawarkan dalam suatu perekonomian (∑Qs), dan jumlah kuantitas barang A yang diminta dalam suatu perekonomian (∑Qd), maka didapatkan kurva demand agregat industri A dan kurva supply agreagat dari industri A.
Masuknya uang dalam perekonomian mengakibatkan pembentukan keseimbangan umum bertambah kompleks, meskipun pada akhirnya keseimbangan umum tetap terjadi pada saat AD=AS.
DAFTAR PUSTAKA
[2]Ir. Adiwarman A. karim, 2010, Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali pers
[3]Ibid,. Hal. 51
[5]Ir. Adiwarman. Karim, Op.Cit,. Hlm. 52
[6]Ir. Adiwarman A. Karim, Op.Cit,. Hlm. 70
SAYA IBU SRI HASTUTI DARI MEDAN,
ReplyDeleteDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KI LANTORO DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KI LANTORO DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI LANTORO…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI LANTORO<=…
>>>082-310-352-761<<<