Pengertian Shalat Jum’at



bertemu lagi dengan saya admin Belajar Tani kali ini saya akan mempostingkan makalah tentang Shalat jum’at, silahkan share makalahnya di bawah ini :
 

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum . wr . wb…..
Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah untuk berfikir sehingga dapat melaksanakan tugas untuk pembuatan makalah dalam upaya untuk memenuhi syarat dalam mata kuliaAswaja IIIyang kami beri judul Pandangan Aswaja Terhadap Pelaksanaan Adzan Dua kali dan Muroqi Dalam Pelaksanaan Sholat Jum’at.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah yang kami sajikan  ini, tentunya tidak luput dari adanya berbagai kekurangan dan kelemahan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati dan keterbatasan, kami mohon maaf kepada pembaca. Dan kepada semua pihak kami mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya penyusunan makalah ini pada kesempatan selanjutnya. Dan kami ucapkan terimakasih terkhusus kepada H.M.Muslih,S.H.I.,M.H. Selaku Dosen mata kuliah Aswaja IIIyang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.Akhir kata....      
Wassalamu’alaikum .wr . wb…..

                                                                        Metro, 02 Okt  2015

Penulis




DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.    Latar belakang................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A.    Pengertian Shalat jum’at................................................................................ 2
B.     Syarat-Syarat Wajib Shalat Jum’at................................................................ 2
C.     Syarat-Syarat Sahnya ShalatJumat............................................................... 3
D.    Dasar Hukum Shalat jum’at........................................................................... 4
E.     Rukun Khutbah Jum’at.................................................................................. 4
F.      Syarat-syarat Khutbah Jum’at........................................................................ 5
G.    Sunat-Sunat Khutbah..................................................................................... 5
H.    Sunat-SunatSebelum ShalatJumat................................................................ 5
I.       Rangkaian Pelaksanaan Shalat Jum’at........................................................... 6
BAB III PENUTUP................................................................................................. 10
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

 Shalat Jum’at


A.  Latar Belakang
Shalat Jum’at adalah salat fardhu yang diwajibkan bagi seluruh muslim laki-laki. Disebut shalat Jumat karena dilakukan setiap hari Jum'at dan waktu pelaksanaannya pada waktu dhuhur tiba. Karenanya, shalat Jum'at sekaligus menjadi pengganti salat Dzuhur. sehingga, orang yang sudah melakukan solat Jum'at bukan hanya tidak perlu lagi melakukan sholat dhuhur, tapi tidak boleh menambah dengan shalat dhuhur. Walaupun sebagai pengganti salat dzuhur, salat Jum'at memiliki tata cara yang khas. Diawali dengan khutbah dan diakhiri dengan salat dua rakaat yang dilakukan secara berjamaah.
Shalat Jum’at

Shalat jum’at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum’at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Hukum shalat jum’at adalah fardu ‘ain bagi laki-laki beragama Islam, baligh, berakal,  merdeka, sehat, dan menetap didalam negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para wanita, anak-anak orang sakit dan budak, shalat jum’at tidaklah diwajibkan. Untuk lebih jelas lagi, dalam makalah ini akan dibahas mengenai shalat jum’at beserta hal-hal yang berhubungan dengannya.
 
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Shalat Jum’at

A.  Pengertian Shalat Jum'at
Shalat Jum'at adalah shalat dua rakaat yang dikerjakan sesudah dua khutbah pada hari jumat diwaktu zuhur. Hukumnya fardhu ‘ain bagi tiap–tiap  muslim, mukalaf, laki-laki, sehat dan bermukim.[1]
Shalat Jum'at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi setiap muslim laki-laki / pria dewasa beragama islam, sehat badan dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu.. Ini berdasarkan hadits Rasulallah صلى الله عليه وسلم : "Shalat Jum'at itu wajib bagi setiap muslim, dilaksanakan secara berjama'ah kecuali empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang sakit."(HR. Abu Daud, Dan Al Hakim).[2]

B.     Syarat-Syarat Wajib Shalat Jum’at
1.      Islam: Orang kafir tidak boleh melakukan shalat jumat.
2.      Baligh: (dewasa), anak-anak tidak diwajibkan shalat jumat.
3.      Berakal: Orang gila tidak wajib shalat jumat.
4.      Laki-laki: perempuan tidak wajib shalat jumat.
5.      Sehat: Orang sakit tidak wajib shalat jumat.
6.      Menetap: Orang yang bepergian tidak wajib shalat jumat.




C.    Syarat-Syarat Sahnya ShalatJumat
1.      Tempat shalat jum’at harus tertentu
2.      Jumlah orang yang berjamaah sekurang-kurangnya berjumlah 40 orang laki-laki.
3.      Dilakikan dalam waktu zhuhur
4.      Sebelum shalat jum’at didahului dengan dua khutbah.
Risalah mengenai shalat jum’at ini perlu dikemukakan beberapa pendapat yang dapat dijadikan pegangan bagi daerah tertentu yang mungkin pengikut jamaahnya kurang dari 40 orang.
a)      Menurut Imam Abu Hanafi (Imam Hanafi) menyatakan cukup empat orang termasuk imam. Pendapat ini dengan alasan hadist nabi yang artinya: “Jum’ah itu wajib bagi tiap-tiap desa yang ada padanya seorang imam, walaupun penduduknya hanya ada empat orang.” (HR. Thabrani).
b)      Menurut imam Aw-zai menyatakan jum’ah itu cukup dengan 12 orang. Pendapat ini dengan alasan hadist yang artinya: “Orang yang pertama kali datang kemadinah dari kaum muhajirin ialah mushab bin umair, dan dialah orang yang pertama mendirikanjum’ah disitu pada hari jumat, sebelum nabi muhammad SAW Datang (dan waktu itu) mereka 12 orang.” (HR. Thabrani).
c)      Menurut Imam Syafi’i menyatakan Jum’ah itu harus 40 orang yang hadir, dengan alasan hadist sebagai berikut:
قال عبد الرحمن بن كعب : كان ابى اذا سمع النداء يوم الجمعة ترحم لاسعدبن زرارة, فقلت له : اذا سمعت النداء ترحمت لاسعدبن زرارة؟ قال : لانه اول من جمع بنافى هزم النبيت: فقلت : كم كنتم يومئذ؟ قال : اربعون رجلا. (ر. ابوداود)
Artinya :“Telah berkata Abdurrahman bin Ka’ab : “ maka saya berBapak saya ketika mendengar adzan hari jum’at biasa mendo’akan bagi As’ad bin Zararah. Maka saya bertanya kepadanya : Apabila mendengar adzan mengapa ayah mendo’akan untuk As’ad bin Zararah? Menjawab ayahnya : Karena dialah orang yang pertama kali mengumpulkan kita untuk shalat Jum’at di desa Hamin Nabit. Maka bertanya kepadanya : Berapakah orang yang hadir? Ia menjawab : “Empat puluh orang laki-laki”. (HR. Abu Dawud).[3]

D.    DasarHukum Shalat jum’at
Shalat Jum’at merupakan kewajiban setiap muslim laki-laki. Hal ini tercantum dalam Al Qur'an dan Hadits berikut ini:

يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا أِذَا نُوْدِىَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلَٰى ذِكْرِ اللهِ وَذَرُواْ الْبَيْعَ ۚ
ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. سورة الجمعة :۹
Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui." (Al-Qur’an surah Al Jum’ah ayat 9)
اَلْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِ مُسْلِمٍ فِى جَمَاعَةٍ اِلَّاَ اَرْبَعَةً : عَبْدٌ مَمْلُوْكٌ أَوْ اِمْرَاَةٌ أَوْصَبِيٌ أَوْ مَرِيْضٌ. (رواه ابو داود والحاكم)

Artinya : "Shalat Jum’at itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjama’ah terkecuali empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang yang sakit." (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih).
E.     Rukun Khutbah Jum’at 
Adapun rukun-rukun yang harus dilaksanakan dalam khutbah Jum’ah adalah sebagai berikut:
1.      Membaca “Alhamdulillah” dalam dua khutbah
2.      Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw dalam dua khutbah
3.      Berwasiat dengan “taqwa” kepada Allah dalam dua khutbah
4.      Membaca satu atau beberapa ayat Al-Qur’an dalam salah satu khutbah
5.      Mendo’akan kepada kaum muslimin seluruhnya dalam khutbah yang kedua dengan do’a untuk kepentingan akhirat.

F.     Syarat-syarat Khutbah Jum’at
Syarat-syarat Khutbah Jum’at sebagai berikut:
1.      Isi rukun khutbah dapat didengar oleh 40 orang ahli jum’ah
2.      Berturut-turut antara khutbah pertama dengan khutbah ke dua
3.      Menutup auratnya
4.      Badan, pakaian dan tempatnya suci dari hadas dan najis
5.      Khutbah dimulai setelah tergelincir matahari
6.      Khatib hendaklah berdiri jika mampu
7.      Diantara kedua khutbah khatib hendaklah duduk untuk berhenti sebentar

G.    Sunat-Sunat Khutbah
Sunat-sunat khutbah diantaranya sebagai berikut:
1.      Khutbah dilakukan diatas mimbar atau tempat yang tinggi
2.      Diucapkan dengan kalimat yang baik, fasih, jelas, mudah difahami, dan sederhana.
3.      Khatib menghadap pada jama’ah shalat jum’at
4.      Sewaktu duduk diantara dua khutbah membaca surat Al-ikhlas
5.      Menertibkan rukun
6.      Saat mendengar khutbah jama’ah diharuskan diam dan memperhatikan khutbah.
7.        Memulai dan mengakhiri khutbah dengan salam.[4]

H.    Sunat-SunatSebelum ShalatJumat
Sunat-SunatShalatJumatdiantaranya sebagai berikut:
1.      Mandisebelumdatangketempatpelaksanaanshalatjumat
2.      Memakaipakaian yang baik (diutamakanputih) danberhiasdenganrapisepertibersisir, mencukur kumis danmemotong kuku
3.      Memakaipengaharum / pewangi (non alkohol)
4.      Menyegerakandatangketempat shalatjumat
5.      Memperbanyak doa dan shalawatNabi
6.      Membaca Al-Quran dandzikirsebelumkhutbahjumat dimulai.[5]

I.       Rangkaian Pelaksanaan Shalat Jum’at
1)      Bagi yang hendak shalat Jum’at disunahkan memakai pakaian yang baik, bersih, memakai minyak wangi dan mandi. Adapun niat mandi Jum’at adalah:
نَوَيْتُ غُسْلَ اْلجُمْعَةِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat mandi Jum’at sunnah karena Allah”.
2)      Bila telah sampai ke Masjid dengan mendahulukan kaki kanan bacalah doa masuk masjid, doanya:

اَللّۚهُمَّ افْتَحْ لِىْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكْ
Artinya: “Wahai Tuhanku, Bukakanlah untukku pintu-pintu rahmatmu”.
3)      Lalu niat i’tikaf karna Allah:
نَوَيْتُ اْلِاعْتِكَاف ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat i’tikap karena Allah”.
4)      Bila telah berada di dalam masjid jangan terus duduk, melainkan supaya shalat sunnah dua rakaat (shalat Tahiyatul masjid), niatnya:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّحِيَّةُ اْلمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “ Aku niat shalat sunah Tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah”.
5)      Setelah masuk waktu dzuhur, Muroqi (pemandu) mengumandangkan Adzan, dan sebelum adzan muroqi membaca:

اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ, يآاَيُّهَا الَذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

Setelah muroqi adzan, disunahkan jamaah membaca do’a setelah Adzan yaitu:

اَلّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ اْلقَاِئمَةِ آتِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدَنِ اْلوَسِيْلَةِ وَاْلفَضِيْلَةِ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ اْلعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ اْلمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ اْلمِيْعَادَ
Artinya: "Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan! Berikanlah junjungan kami, Nabi Muhammad wasilah, keutamaan, kemuliaan, dan derajat yang tinggi! Dan angkatlah ia ketempat (kedudukan) yang terpuji, yang telah Engkau janjikan kepadanya. Sesungguhnya Engkau tak akan menyalahi janji. 

6)      Lalu Muraqi membaca:
 اَلصَّلَاةُ سُنَّةَ اْلجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ رَحِمَكُمُ الله, صَلُّوْا رَحِمَكُمُ الله

Dilanjutkan mengerjakan shalat sunah Qabliyah Jum’at. Niatnya:
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat shalat sunah Qabliyah Jum’at dua rakaat karena Allah”.

7)      Setelah selesai melaksanakan shalat sunah Qabiyah Jum’at, muroqi berdiri sambil memegang tongkat dan membaca:

يَامَعَشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ للهْ ,رُوِيَ عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَا قُلْتَ لِصَاخِبِكَ اَنْصِتْ ! وَاْلاِمَامُ يَحْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتُ ,وَمَنْ لَغَىْ فَلَا جُمْعَةَ لَهُ أَنْصِتُوْا وَسْمَعُوْأ وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ...٣

8)      Lalu Khatib mengambil tongkat dari muroqi dan naik mimbar, kemudian muroqi melanjutkan membaca do’a yang di amini oleh jama’ah:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ ٣, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ اْلاَوَّلِيْنَ وَاْلاَخِرِيْنَ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى قُلِّ صَحَابةِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ قَوِّى اْلاِسْلَامِ..٣ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَيَسِّرْهُمْ عَلَى مُعَانِ الدِّيْنِ وَا خْتِمْ لَنَا مِنْكَ  بِالْخَيْر, وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

9)      Khotib menyampaikan salam kepada jama’ah dan dijawab salam tersebut oleh jama’ah
10)  Kemudian Muroqi mengumandangkan Adzan yang kedua
11)  Khotib membaca teks khutbahnya sementara jama’ah mendengarkan dan memahaminya dengan tidak mengatakan sesuatu (bisa mengakibatkan gugurnya pahala jum’at).
12)  Khotib mengakhiri khutbah pertama dengan kalimat:
فاَسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Lalu imam duduk diantara dua khutban sementara jama’ah membaca istighfar 3x yaitu:
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ اَلَّذىْ لَا اله اِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
13)  Khotib berdiri kembali untuk membaca teks khutbah kedua dan jamaah mendengarkan secara khusyu.
14)  Selesai khutbah yang kedua (tanpa diakhiri ucapan salam), khotib kembali ke tempat semula (barisan jama’ah) yang di iringi bacaan Iqamah oleh muroqi,
15)  Dilanjutkan dengan shalat Jum’at berjama’ah. Niat shalat jum’at adalah:

اُصَلِّ فَرْضَ اْلجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْماً/ اِمَامًا لِلّٰهِ تَعَالىَ
Artinya: “Aku niat shalat Jum’at dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum/imam karena Allah”
16)  Setelah selesai shalat Jum’at Imam memimpin dzikir dan do’a
17)  Melaksanakan shalat sunah Ba’diyah jum’at. Bacaan niatnya:
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat shalat sunah Ba'diyah Jum’at dua rakaat karena Allah”.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Shalat Jum’at adalah salat fardhu yang diwajibkan bagi seluruh muslim laki-laki. Disebut shalat Jumat karena dilakukan setiap hari Jum'at dan waktu pelaksanaannya pada waktu dhuhur tiba. Karenanya, shalat Jum'at sekaligus menjadi pengganti salat Dzuhur. sehingga, orang yang sudah melakukan solat Jum'at bukan hanya tidak perlu lagi melakukan sholat dhuhur, tapi tidak boleh menambah dengan shalat dhuhur.. Walaupun sebagai pengganti salat dzuhur, salat Jum'at memiliki tata cara yang khas. Diawali dengan khutbah dan diakhiri dengan salat dua rakaat yang dilakukan secara berjamaah.


DAFTAR PUSTAKA

Ust. Abdurrohim. Tuntunan Shalat LengkapDengan Doa Dzikir dan Wirit,Jakarta, Sandro Jaya.  

A.Hassan. Pengajaran Shalat, Bandung, Diponegoro,1973
                                                                                  
http://antowazza.blogspot.co.id/2012/04/makalah-sholat-jumat.html




[1]Ust. Abdurrohim. Tuntunan Shalat Lengkap Dengan Doa Dzikir dan Wirit, Jakarta,
Sandro Jaya.
[2]http://antowazza.blogspot.co.id/2012/04/makalah-sholat-jumat.html

[3]Ibid, Hlm: 97- 98.
[4] Obcit, Hlm: 98
[5]http://antowazza.blogspot.co.id/2012/04/makalah-sholat-jumat.html

0 Response to "Pengertian Shalat Jum’at"

Post a Comment