Makalah Agama dna Metode Studi Islam, kali ini saya akan membagikan yang umum dibicarakan orang akni tentang agama islam ya gays dalam mata kuliah MSI.. langsung share yuk..
MAKALAH
AGAMA DAN METODOLOGI STUDI ISLAM
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mandiri
Pada Mata Kuliah Metode Studi Islam
Semester IV
Dosen Pengampu : Ahmad Muhlisin, S.H.I
Disusun Oleh :
1. Dedi Wahyudi NPM. 13130006
2. Titin Agustina NPM. 13130038
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
IAIM NU METRO LAMPUNG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... I
DAFTAR ISI............................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
A. Agama....................................................................................................... 3
1. Pengertian Agama.............................................................................. 3
2. Klasifikasi Agama.............................................................................. 4
B. Metodologi Studi Islam............................................................................ 10
1. Pengertian Metodologi Studi Islam................................................... 11
2. Ruang Lingkup Metodelogi Studi Islam............................................ 11
3. Tujuan Metodologi Studi Islam......................................................... 14
BAB III PENUTUP............................................................................................... 15
A. KESIMPUL............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada, islam merupakan agama rahmatal lil a’lamin untuk semua umat.Islam itu dibawakan oleh nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih mendalam mak muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu sendiri merupakan bidang kajian yang cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya agama islam maka dari itu Studi Islam menimbulkan berbagai permasalahn yang umum diantaranya : apa penertian Studi Islam, apa ruang lingkup, atau objek Studi Islam, apa tujuan Studi Islam, bagaimana pendekatan dan metodologi dalam Studi Islam.
Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi Islam dapat melalui segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang mempelajari Studi Islam, islam memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan sampai penggunaannya melampaui batas dan keluar dari rambu-rambu ajaran Allah SWT.
Dan didalam makalah ini akan membahas permasalahan-permasalahan itu semua secara lebih umum.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian agama ?
b. Apa saja macam-macam agama ?
c. Pengertian metodologi studi islaam?
d. Ruang lingkup metode studi islam?
C. Tujuan Penulisan Makalah
a. Mengetahui pengertian agama
b. Mampu mengidentifikasi macam-macam agama
c. Mengetahui pengertian metodologi studi islaam
d. Mengetahui ruang lingkup metodologi studi islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Agama
1. Pengertian Agama
Secara etimologi, agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya.[1]
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta yang erat hubunganya dengan agama Hindu budha. Akar kata agama adalah “gam” yang mendapatkan awalan a, i, u, dan akhiran a (agama, igama, dan ugama). Ketiga kata itu kini dipakai dalam tiga bahasa, agama dalam bahasa Indonesia, igama dalam bahasa Jawa dan ugama dalam bahasa Melayu (Malaysia) dengan pengertian yang sama yaitu tata cara atau peraturan.[2]
Setelah agama islam datang ke nusantara ini, masyarakat yang yang berbahasa melayu mempergunakan kata agama juga untuk menunjukan sistem ajaran yang dibawa agama islam. Dalam bahasa aslinya agama Islam disebut “din” yang tercantum dalam Al-Quran (QS. Almaidah : 3) mengandung pengertian pengaturan hubungan manusia dengan Allah, dan manusia dengan manusia dalam masyarakat, termasuk dirinya sendiri, dan alam lingkungan hidupnya.[3]
Secara terminologi, menurut Harun Nasution, agama adalah kepercayaan terhadap terhadap tuhan sebagai suatu kekuatan gaib yang mempengaruhi kehidupan manusia sehingga melahirkan cara hidup tertentu. Menurut Saifuddin Anshari agama adalah suatu sistem(tata keimanan) atas adanya tuhan sebagai zat mutlak,suatu sistem ritus (tata peribadatan) manusia zat mutlak tersebut dan suatu sistem norma (tata kaedah) yang mengukur hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitarnya sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatan dimaksud.[4]
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa Agama itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah Manusia, Penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut Agama.
Definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
2. Klasifikasi Agama
Cukup banyak agama yang ada di dunia ini, sekedar menyebut contoh agama Sinto, Kong Hu Cu, Bahai, Budha, Katolik, Protestan, Hindu, Islam dan lain-lainnya.[5] Namun dari sekian banyak agama ini oleh para ahli diklasifikasikan ke dalam dua golongan (berdasar tolok ukur tertentu). Salah satu tolok ukur yang dapat dipergunakan adalah asal (sumber) ajaran agama. Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Agama Wahyu (revealed religion), dan Agama Budaya (cultural religion/natural religion).[6]
a. Agama Wahyu (Revealed Religion)
Juga disebut agama samawi, agama langit adalah agama yang ajarannya diwahyukan oleh Allah (Tuhan) kepada ummat manusia melalui Rasul-Nya.[7]Berikut ini akan dibedakan ciri masing-masing agama;
Ciri-Ciri Agama Wahyu :
1) Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya;
2) Disampaikan melalui utusan atau Rasul Allahyang bertugas menyampaikan dan menjelaskan lebih lanjut wahyu yang diterimanya dengan berbagai cara dan dan upaya.
3) Memiliki kitab suci yang keontentikannya bertahan tetap.
4) Sistem merasa dan berfikimya tidak inheren dengan sistem merasa dan berfikir tiap segi kehidupanmasyarakat, malahan menuntut supaya sistem merasa dan berfikir mengabdikan diri kepada agama.
5) Ajarannya serba tetap, tetapi tafsiran dan pandangannya dapat berubah dengan perubahan akal.
6) Konsep ketuhanannya monoteisme mutlak.
7) Kebenaran prinsip-prinsip ajarannya tahan terhadap kritik akal mengenai alam nyata dalam perjalanan ilmu satu demi satu terbukti kebenarannya, mengenai alam ghaib dapat diterima oleh akal.
8) Sistem nilai ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan hakekat kemanusiaan.
9) Melalui agama Wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil (sempuma) yang bersih dari dosa.[8]
b. Agama Budaya (cultural religion/natural religion)
dapat disebut juga dengan agama bumi dan agama alam adalah agama yang ajaran-ajarannya diciptakan oleh manusia sendiri, tidak diwahyukan oleh Allah melalui Rasul-Nya.[9]
Ciri Agama Budaya:
1) Agama ra'yu tidak dapat dipastikan kelahirannya.
2) Tidak mengenal utusan atau Rasul Allah.
3) Yang mengajarkan agama budaya adalah filsof atau pendiri agama tersebut.
4) Tidak memiliki kitab suci.
5) Sekalipun memiliki kitab suci Sistem merasa dan berfikirnya inheren dengan sistem merasa danberfikir tiap segi kehidupan
6) Ajarannya berubah seiring perubahan masyarakat yang menganut, atau oleh filosofnya
7) Konsep ketuhanannyadinamisme,animisma,poleteismepalingtinggimonoteismenisbi.
8) Kebenaran prinsip ajarannya tak tahan terhadap kritik akal, mengenai alam nyata satu satu ketikadibuktikan keliru oleh ilmu dalam perkembangannya, mengenai alam ghaib tak termakan oleh akal.
9) Nilai agama ditentuakan oleh manusia sesuai dengan cita-cita, pengalaman dan penghayatanmasyarakat penganutnya.
Pembentukan manusia disandarkan pada pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya yang belum tentu diakui oleh masyarakat lain.[10]
Yang dimasukkan oleh para ahli ke dalam kelompok agama budaya contohnya adalah agama Kong Hu Cu, agama Budha yang lahir dari pemikiran pendirinya dan agama Hindu.[11]
Sedangkan yang tergolong ke dalam agama wahyu adalah agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Namun, di antara ketiga agama wahyu ini terdapat perbedaan. Kalau tolok ukur di atas diterapkan kepada ketiga agama wahyu, maka menurut para ahli pula, tidak semua tolok ukur di atas dapat diterapkan kepada agama Yahudi dan Nasrani Mengenai kitab sucinya, sebagai contoh dapat dibuktikan oleh para ahli bahwa Taurat dan Injil telah mengalami perubahan, tidak asli lagi memuat wahyu yang disampaikan oleh malaikat (Jibril) dahulu kepada Musa dan Isa sebagai Rasul-Nya.
Menurut Profesor Charles Adams, seorang ilmuwan, pendeta agama (Kristen) Protestan (1971) kitab suci yang masih asli memuat wahyu Tuhan hanyalah Al-Qur'an. Selain dari itu, sifat ajaran agama Yahudi adalah local, khusus bagi orang Yahudi saja tidak untuk manusia lain. Tentang agama Nasrani dapat dikemukakan bahwa konsep ketuhanannya bukanlah monoteisme mumi tetapi monoteisme nisbi.
Menurut ajaran (akidah) agama Nasrani, Tuhan memang satu tetapi terdiri dari tiga oknum yakni Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Roh Qudus. Ketiganya disebut trinitas atau tritunggal, kesatuan tiga pribadi. Selain dari itu, menurut Maurice Bucaile, ada hal-haldalam kitab suci agama Nasrani yang bertantangan dengan sains modern.[12]
Bagaimana dengan wahyu terakhir, yaitu agama Islarn? Kalau kesembilan tolok ukur tersebut di atas ditetapkan kepada agama Islarn hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Kelahiran agama Islarn adalah pasti yaitu tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengantanggal 6 Agustus 610 M.
2) Disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan atau Rasulullah.
3) Memilki kitab suci yaitu Al-Qur'an yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-Nya.
4) Ajaran agama Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar.
Ajaran Islamberlaku abadi tidak berubah dan tidak boleh dirubah.
5) Konsep ketuhanan Islam adalah tauhid, monotiesme murni, Allah adalah Esa, Esa dalam zat,Esa dalam sifat dan Esa dalam perbuatan.
6) Dasar-dasar agama Islarn bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat manusiadi manapun dia berada.
7) Nilai-nilai terutama nilai etika dan estetika yang ditentukan oleh agama Islam sesuai denganfitrah manusia dan kemanusiaan.
8) Soal-soal alam semesta yang disebutkan dalam agama Islam yang dahulu diterima dengankeyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenaramrya oleh sains modem.
9) Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan baik dan benar maka akan terbentuklah insan kamil yaitu manusia yang sempuma.[13]
Dari uraian tersebut di atas dan dari ciri-ciri agama wahyu yang disebutkan di muka, dapatlah disimpulkan bahwa pada agama Islamlah kita temui ciri-ciri agama wahyu yang lengkap. Oleh karena itu pula dapatlah secara pasti kita katakan bahwa agama Islam, bukan hanya agama yang benar, tetapi juga agama yang sempurna (Haron Din, 1990: 278-281).[14]
Sebagai muslim dan muslirnat kita bersyukur memeluk agama Islarn. Tetapi kesyukuran itu harus diikuti dengan mempelajari agama kita itu secara sistematis, baik dan benar serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan, dalam rangka kesyukuran itu pula, dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia, kita menghargai pemeluk agama lain yang karena keyakinannya berbeda agamanya dengan kita. Sementara itu perlu ditambahkan bahwa agama wahyu, semua agama langit yang disebutkan diatas ajaranya berasal dari wahyu Ilahi yang disampaikan oleh malaikat (Jibril) kepada Rasul-Nya pada masa tertentu untuk menjadi pedoman hidup manusia. Inti ajaranya sejak diturunkan kepada Nabi atau Rasul-Nya yang pertama sampai kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir adalah sama yakni mengenai ke-Esaan Allah, tidak ada Tuhan lain selain Allah. Sejak dahulu sampai sekarang dan terus ke masa yang akan datang ajaran tentang ke-Esaan Allah (tauhid) tetap tidak berubah-ubah. Yang berubah adalah jalan yang ditempuh atau syari' at yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, antar manusia dalam masyarakat dan dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya. Karena itu pulamengenai syari'at antara satu agama wahyu dengan agama wahyu lam berbeda. Dan, karena perbedaan itu ditentukan Allah, maka para pemeluk agama wahyu harus mampu menegakkan sikap, seperti telah disinggung di muka, setuju hidup bersama dalam perbedaan.
B. Metodologi Studi Islam
1. Pengertian Metodologi Studi Islam
Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau lanhkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Menurut terminologi, metode adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyelidikan keilmuan. Louay safi mendefinisaikan metodologi sebagai bidang peenelitian ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan tentang metode-metode yang digunakan dalam mengkaji fenomena alam dan manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang penelitian ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan, prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.[15]
Ketika metode digabungkan dengan kata logos maknanya berubah. Logos berarti “studi tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah diterima(well received) tetapi berupa berupa kajian tentang metode. Dalam metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan. Pendek kata, bila dalam metode tidak ada perbedaan, refleksi dan kajian atas cara kerja ilmu pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji, mendebat, dan merefleksi cara kerja suatu ilmu.
Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat ( untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara.
Istilah metodologi studi islam digunakan ketika seorang ingin membahas kajian- kajian seputar ragam metode yang biasa digunakan dalam studi islam. Sebut saja misalnya kajian atas metode normative, historis, filosofis, komparatif dan lain sebagainya. Metodologi studi islam mengenal metode- metode itu sebatas teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum menggunakannya dalam praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis bukan praktis.
2. Ruang Lingkup Metodologi Studi Islam
Tidak semua aspek agama khususnya islam dapat menjadi obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari islam yang dapat menjadi obyek studi, yaitu :
a) Agama Sebagai Doktrin dari Tuhan.
Agama sebagai doktrin (ajaran) dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final dalam arti absolute, dan diterima apa adanya.
Islam di definisikan oleh sebagian ulama sebagai berikut:Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat).[16]Namun meski kita mempunyai dua sumber yaitu Al-Quran dan Al-Sunnah, ternyata dalam realitasnya, ajaran Islam yang digali dari dua sumber tersebut memerlukan keterlibatan tersebut dalam bentuk ijtihad.
Sampai disini jelaslah, bahwa ternyata ajaran Islam itu selain langsung diambil dari al-Qur`an dan al-Sunnah, ada yang diambil melalui ijtihad. Bahkan kalau persoalan hidup ini berkembang dan ijtihad terus dilakukan untuk mencari jawaban agama Islam terhadap persoalan hidup yang belum jelas jawabannya di dalam suatu sumber yang pertama itu. Maka ajaran yang diambil dari ijtihad ini semakin banyak.
b) Agama Sebagai Gejala Budaya
Yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
Tujuan mempelajari agama Islam juga dapat dikategorikan ke dalam dua macam, yang pertama, untuk mengetahui, memahami, menghayati dan mengamalkan. Kedua, untuk obyek penelitian. Artinya, kalau yang pertama berlaku khusus bagi umat Islam saja, baik yang masih awam, atau yang sudah sarjana. Akan tetapi yang kedua berlaku umum bagi siapa saja, termasuk sarjana-sarjana bukan Isalam, yaitu memahami. Akan tetapi realitasnya ada yang sekedar sebagai obyek penelitian saja.
Proses interaksi Islam dengan budaya dapat terjadi dalam dua kemungkinan.Pertama adalah Islam mewarnai, mengubah, mengolah, an memperbaharui budaya. Kedua, justru Islam yang diwarnai oleh kebudayaan. Masalahnya adalah tergantung dari kekuatan dari dua entitas kebudayaan atau entitas keislaman. Jika entitas kebudayaan yang kuat maka akan muncul muatan-muatan local dalam agama, seperti Islam Jawa. Sebaliknya, jika entitas Islam yang kuat mempengaruhi budaya maka akan muncul kebudayaan Islam.Agama sebagai budaya, juga dapat diihat sebagai mekanisme control, karena agama adalah pranata social dan gejala social, yang berfungsi sebagai kontro, terhadap institus-institus yang ada.
Oleh karena itu, dapat di simpulkan bahwa hasil pemikiran manusia yang berupa interprestasi terhadap teks suci itu disebut kebudayaan, maka sisitem pertahanan Islam, system keuangan Islam, dan sebagainya yang timbul sebagai hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan pula. Kalaupun ada perbedaannya dengan kebudayaan biasa, maka perbedaan itu terletak pada keadaan institusi-institusi kemasyarakatan dalam Islam, yang disusun atas dasar prinsip-prinsip yang tersebut dalam al-Qur`an.
c) Agama Sebagai Interaksi Social
Yaitu realitas umat Islam.Bila islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam dapat dibatasi pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas kebenaran teks wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya.Islam sebagai sasaran studi social ini dimaksudkan sebagai studi tentang Islam sebagai gejala social. Hal ini menyangkut keadaan masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala social lainnya yang saling berkaitan.
Dengan demikian yang menjadi obyek dalam kaitan dengan Islam sebagai sasaran studi social adalah Islam yang telah menggejala atau yang sudah menjadi fenomena Islam. Yang menjadi fenomena adalah Islam yang sudah menjadi dasar dari sebuah perilaku dari para pemeluknya.
M. Atho Mudzhar, menulis dalam bukunya, pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, bahwa ada lima bentuk gejala agama yang perlu diperhatikan dalam mempelajari atau menstudi suatu agama.
1) scripture atau naskah-naskah atau sumber ajaran dan symbol-simbol agama.
2) Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama, yaitu yang berkenaan dengan perilaku dan penghayatan para penganutnya.
3) Lembaga-lembaga dan ibadat-ibadat, seperti shalat, haji, puasa, perkawinan dan waris.
4) Alat-alat, organisasi-organisasi keagamaan tempat penganut agama berkumpul.[17]
Lima hal sebagai gejala agama yang telah disebut di atas kemudian dapat dijadikan obyek dari kajian Islam dengan menggunakan pendekatan ilmu social sebagaimana juga telah dungkap diatas.
d) Tujuan Metodologi Studi Islam
Adapun arah dan tujuan Studi Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agam islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia.
2) Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang asli, dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya peradaban islam sepanjang sejarahnya.
3) Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya.
4) Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.[18]
BAB III
KESIMPULAN
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Klasifikasi agama dapat dibedakan menjadi tiga yaitu berdasarkan sumbernya, penyebarannya, dan berdasarkan tanggapan ketuhanan.
Berdasarkan sumbernya agama di klasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Agama wahyu (revealed religion) agama yang diterima oleh manusia dari Allah sang pencipta melalui malaikat jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia.
2. Agama budaya (cultural religion) Disebut juga dengan agama bumi yang artinya bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.
Sebagai muslim dan muslirnat kita bersyukur memeluk agama Islarn. Tetapi kesyukuran itu harus diikuti dengan mempelajari agama kita itu secara sistematis, baik dan benar serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Metodologi Studi Islam adalah ilmu yang meliputi kajian agama islam dan tentang aspek-aspek keislaman masyarakat dan budaya muslim. Objek Studi Islam meliputi islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran islam dan interaksi sosial. Adapun tujuan Studi Islam adalah sebagai wawasan normative, kontekstual, aplikatif dan konstribusi konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran tentang agama islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rozak. 2008 Metodologi Studi Islam. Bandung : Pusataka Setia,
Atho Mudzhar, 2007, Pendekatan Studi Islam Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daud, Muhammad Ali, 2011, Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Rajawali Pers.
Muhaimin dkk, 2012,Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta: Kencana.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa.
CURIKULUM VITAE PENULIS
Nama : Dedi Wahyudi
Tempat Tanggal Lahir : Toto Projo, 20 Januari 1995
Alamat : Dusun 1, Desa Toto Projo,
Kec, Way Bungur. Lampung Timur
No.Hp. : 085768901254
Alamat G-Mail :Dediwahyudi456@gmail.com
Moto Hidup : Menjalani Kehidupan Adalah Ibadah
Untuk Meraih Kebahagiaan Dunia Dan Akhirat.
Riwayat pendidikan :
1. SD N Toto Projo, lulus pada tahun 2007
2. SMP N 1 Way Bungur, lulus pada tahun 2010
3. SMK Ma’arif NU 1 Purbolinggo, lulus pada tahun 2013
4. Sedang menempuh pendidikan S1 Perbankan Syari’ah
di IAIM Metro Lampung
Riwayat Organisasi :
1. Wakil Ketua IPNU SMK Ma’arif NU 1 Purbolinggo Masa khidmad 2011-2012
2. Ketua IPNU SMK Ma’arif NU 1 Purbolinggo Masa khidmad 2012-2013
3. Anggota PAC IPNU Purbolinggo 2011
4. Anggota PENDIKAR OSIS SMK Se - Lampung 2011
5. Anggota PMII IAIM NU Metro Lampung
6. Sekretaris Umum DEMA PRDI Perbankan Syariah IAIM NU Metro Lampung
Masa khidmad 2015-2016
CURIKULUM VITAE PENULIS
Nama : Titin Agustina
Tempat Tanggal Lahir : Mesuji, 28 Agustus 1995
Alamat : Setia Bumi, Lampung Tengah
No Hp : 085768478104
Alamat G-Mail : Agustina@gmail.com
Riwayat pendidikan :
1. SD N Seputih Banyak, lulus pada tahun 2007
2. SMP Darussalam Seputih Banyak, lulus pada tahun 2010
3. MA Darussalam Seputih Banyak, lulus pada tahun 2013
4. Sedang menempuh pendidikan S1 Perbankan Syari’ah
di IAIM Metro Lampung
[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa, Hlm. 18
[2] Daud, Muhammad Ali, 2011, Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Rajawali Pers, Hlm. 35-36
[6]Daud, Muhammad Ali, op.cit., h, 68
[9]Daud, Muhammad Ali, Op. Cit.,h.69-71
[11]Ibid,. h. 71
[12]Ibid,. h. 72
[13]Ibid,. h. 73-75
[15]Abdul Rozak. 2008 Metodologi Studi Islam. Bandung : Pusataka Setia,Hlm. 68
[16]Atho Mudzhar, 2007, Pendekatan Studi Islam Yogyakarta: pustaka pelajar, Hlm 11
[18]Muhaimin dkk, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta: Kencana, 2012, hlm 9-12
0 Response to "Makalah Agama dna Metode Studi Islam"
Post a Comment